Pengertian Aqidah dalam Islam
Kata aqidah berasal dari salah satu kata dalam bahasa Arab yaitu ‘aqad, yang artinya ikatan. Berdasarkan ahli bahasa, pengertian aqidah adalah sesuatu yang dengannya diikatnya hati dan perasaan manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikan pegangan (Hamka, dalam Studi Islam).
Sehingga pengertian akidah/aqidah ini dapat diibaratkan sebagai perjanjian yang kokoh yang tertanam jauh di dalam lubuh hati sanubari manusia. Pengertian aqidah merupakan suatu bentuk pengakuan ataupun persaksian secara sadar mengenai keyakinan, keimanan, dan kepercayaan bahwa ada suatu zat yang Esa yang Maha Kuasa, yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu (Surah Al-Ikhlash:1-4).
- Singkatnya aspek akidah adalah aspek yang berhubungan dengan masalah masalah keimanan dan dasar dasar agama (ushuluddin). Oleh karena itu, seringkali kata “aqidah” serta kata “iman” digunakan secara bergantian. Pengertian aqidah diarahkan kepada memberikan visi dan makna bagi eksistensi kehidupan manusia di muka Bumi. Aqidah inilah yang memberikan jawaban atas pertanyaan terhadap hakikat kehidupan dan pertanyaan yang lain tentang makna kehidupan dan alasan dibaliknya. Oleh karena itu, aqidah adalah ruh bagi setiap orang, yang apabila dipegang teguh akan memberikan kehidupan baik dan menggembirakan orang yang memegang teguhnya. Hal sebaliknya pun akan terjadi bagi mereka yang tidak memiliki aqidah dalam hidup.
- Dalam intisari aqidah ahlussunnah dijelaskan bahwa aqidah diambil dari kata dasar al-‘aqdu yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkaam(penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat) dan seterusnya… Dalam buku aqidah tersebut diterangkan bahwa pengertian aqidah (akidah) adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Selain itu, pengertian aqidah dalam agama artinya berhubungan dengan keyakinan, bukan perbuatan seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul.
- Dalam buku tersebut diterangkan bahwa singkatnya pengertian aqidah adalah apa yang telah menjadi ketetapan hati seseorang. Baik benar dan salah. Ditambahkan bahwa pengertian aqidah secara istilah bahwa aqidah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya sehingga menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Ditambahkan dalam buku aqidah tersebut bahwa pengertian Aqidah islam adalah keimanan yang pasti dan teguh dengan Rububiyyah Allah Ta’ala, Uluhiyyah-Nya, asma’ dan sifat sifat-Nya, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, pada takdir baik maupun buruk. Selain dari itu, aqidah islam juga beriman dengan semua yang berhubungan dengan urusan gaib, pokok-pokok agama, dan apa yang telah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukan yang bulat kepada Allah Ta’ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya, ataupun ketaatan kepada-Nya, serta meneladani Rasulullah.
Dalam buku Management of Student Development oleh Sudirman Anwar bahwa pengertian aqidah menurut Istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga suatu kenyataan yang teguh dan kokoh yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
- Pengertian aqidah Islam – Ditambahkan dalam buku tersebut tentang pengertian aqidah oleh Sayyidul Hasan Al-Banna bahwa “Aqai’id adalah bentuk jamak dari aqidah yang merupakan beberapa perkaya yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa yang tidak tercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Ditambahkan pula tentang pengertian aqidah oleh Abu Bakar Jabir al-Jazairy bahwa pengertian aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal manusia, wahyu dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia didalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Terakhir disimpulkan dalam buku tersebut bahwa pengertian aqidah adalah pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia, dan kehidupan tentang apa apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia serta hubungan kehidupan dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Dengan menggunakan pemikiran tersebut, manusia dapat menguraikan uqdah al-kubra (permasalahan besar) yang terdapat dalam diri manusia.